Monday, April 24, 2017

UK Trip – Day 4 – Hello Edinburgh


Sepanjang perjalanan ke Edinburgh kami disuguhi pemandangan yang menakjubkan. Banyak padang rumput ditambah domba-domba tersebar bebas lagi makan. So cute.

Kami sampai di Terminal Bus Edinburgh  Waverley kira-kira pukul 9 pagi. Rencana awal yang sudah kami susun adalah ke tempat rental car bernama Enterprise untuk ambil mobil yang sudah Indra pesan sebelumnya. Ya, kami rencana sewa mobil selama di Edinburgh termasuk untuk ke Scottish Highland keesokan harinya. Jadilah kami berempat menggeret koper kami ke rental car tersebut. Sampai disana, ternyata kami ditolak karena nggak ada SIM internasional. Jeng jeng..!

Indra sudah berusaha menjelaskan bahwa ketika memesan dari branch rental car di London tidak ada masalah walaupun SIM Indra merupakan SIM Indonesia (bukan Internasional). Selain itu Indra pernah sewa mobil juga dari rental car yang sama untuk sewa dari London sampai ke Manchester. Namun mbak petugas tetap kekeuh menolak dan bahkan tidak memberikan solusi lain. They just can’t accept it.
Kami pun bingung karena rencana kami di Scotland sontak berantakan gara-gara hal tersebut. Di tengah kebingungan itu kami memutuskan untuk cari café dulu untuk duduk, mikir, dan sekalian sarapan. Mungkin dengan tubuh kenyang dan hangat bisa dapat jalan keluar lain. Kami keluar ke jalan raya dan akhirnya menemukan Costa di pinggir jalan (saking udah bingungnya kami waktu itu sampai nggak menyadari bahwa pemandangan di sekitar Waverley ternyata bagus! Kami baru menyadari nya ketika akan pulang dari Edinburgh beberapa hari kemudian).

Di café kami memikirkan beberapa alternatif rencana. Mengingat jika kami tetap tidak bisa sewa mobil kami harus memikirkan bagaimana transportasi ke Scottish Highland. Belum lagi kami sudah pesan Airbnb untuk keesokan malamnya di Inverness (sebuah kota kecil di daerah Highland). Kami sempat berpikir apakah tidak jadi ke Scottish Highland dan langsung kembali ke London besok (dimana rencana kami sebelumnya adalah ke Highland keesokan harinya lalu kembali ke London lusa). Ataukah kami langsung ke Liverpool keesokan harinya sebagai ganti tidak jadinya kami ke Highland. Urusan airbnb di Inverness sudah kami ikhlaskan karena nggak mungkin banget kami nginep disana tanpa sewa mobil.

Saat itu kemudian saya menghubungi teman sekolah saya yang sedang sekolah S2 di Edinburgh, Akmal, untuk minta bantuan apakah dia atau temannya punya SIM internasional ataukah ada referensi rental car yang menerima SIM yang tidak internasional. Sementara kami juga mencari info alternatif rental car via internet. Singkat kata kami mendapatkan beberapa nama rental car  untuk dicoba dihubungi. Namun hasilnya nihil, mayoritas mensyaratkan SIM Internasional. Kalaupun ada yang menerima, kami harus deposit sekitar kurang lebih setara Rp.20 juta (lupa persisnya dan nama rentalnya) yang pada akhirnya nggak kami ambil karena nominal nya yang cukup bikin sesak napas.

Akmal akhirnya menawari apabila kami mau titip koper sementara di tempat dia. Jadilah kami mencoba mendatangi satu rental car terakhir, kalau masih nggak bisa juga kami memutuskan untuk titip koper lalu explore Edinburgh dengan jalan kaki, besok ke cari tur ke Highland. Jadwal pulang ke London tidak berubah di lusa, namun kami berpisah. Saya dan Mbak Citra langsung ke Liverpool untuk menghemat waktu.
Kami pun ke tempat Akmal dan merepotkan dia dulu dengan menitip koper-koper kami di flatnya. Udah gitu masih ditawarin minum pula. Thank you very much Akmal for your kindness. Setelah ngobrol sebentar, kami memutuskan untuk lanjut cari makan siang sambil cari tur ke Highland untuk besok dan cari penginapan untuk besok malam, ya..gara-gara kami nggak jadi menginap di Inverness otomatis di malam kedua besok kami belum punya tempat tinggal 😖.
Kami sempat mengajak Akmal untuk ikut makan siang tapi sayang dia nggak bisa karena sedang mengejar deadline pengumpulan disertasi.

Kami menemukan KFC dan akhirnya memutuskan untuk makan siang disitu sekaligus pesan tur dan penginapan. Nggak mau membuang waktu lebih banyak lagi (yang sudah banyak terbuang gara-gara masalah mendadak rental car ini), kami langsung menuju Edinburgh Castle. Kami coba naik bus kesana. Masih harus jalan lagi sih ke castle nya (dan jalannya nanjak). Jadi ketika sampai di atas kami sudah cukup lelah. Kami foto-foto sebentar di depan castle dan kemudian lihat-lihat tartan. Sebenarnya bisa masuk castle tapi bayar. Dan berhubung sedang tidak terlalu antusias, kami memutuskan nggak masuk ke dalam castle.
Di depan Edinburgh Castle

Di depan Edinburgh Castle
Setelah selesai dari Edinburgh Castle dan lihat-lihat tartan, kami menyusuri daerah old town di sekitar Royal Mile. Edinburgh ini kota nya cakep banget! Bangunan-bangunan di tengah kota nya masih bergaya abad pertengahan dan masih terpelihara. Jadi di tengah kencangnya angin dingin di Edinburgh kami berjalan di tengah kota dimana kanan kiri nya dikelilingi bangunan ala kastil. What a lovely view. Suka banget sama kotanya 💗💗💗.

Center of the City

Patung Hume di Edinburgh.
Jempol kakinya banyak dipegang orang makanya warnanya beda sendiri
Di Royal Mile ini, kami sempat lihat seorang Bapak memainkan bagpipes (alat musik khas Scotland) di pinggir jalan. Orang-orang banyak berkerumun dan si Bapak bilang “Kalau mau ambil foto, ambil foto aja! Jangan malu! BE A REAL TOURIST!” Hahaha…
Alhasil kami foto bareng si Bapak sambil kasih beberapa koin ke tempat musiknya.
Pose bareng Bapak yang pakai tartan dan bagpipes.
Tiap motif Tartan di Scotland menunjukkan clan keluarga tertentu
Ketika kami mengunjungi beberapa toko souvenir kami menemukan beberapa hal menarik seperti (sudah pasti) kain tartan yang lucu-lucu dan menggoda untuk dibeli dan sempat kepo liat papan di sebuah toko wine. Di papan yang cukup besar tersebut  ada tombol bertuliskan nama-nama daerah plus nama wine. Jadi misalkan pengen tau daerah highland wine khas nya apa, tinggal pencet, nanti lampu akan menyala di tenpat keterangan wine. Kita bisa lihat apakah wine khas nya beraroma fruity, sweet atau yang lainnya. Berhubung nggak minum wine jadi nggak begitu paham juga sih, tapi lumayan menarik juga untuk dilihat.
Papan Informasi Wine

Setelah itu kami melihat ada toko es krim yang penuh orang antri, ternyata lagi ada sale. Teman saya lantas ikutan antri untuk beli es krim. Kurang debus apalagi coba, di tengah suasana dingin, angin kencang, kedinginan, kami masih juga kepo cobain es krimnya. Yah.. selalu ada excuse lewat kata-kata ‘kapan lagi…mumpung disini’.

Ice cream!

Setelah selesai kami memutuskan untuk mengambil koper yang kami titipkan namun sebelumnya mampir beli snack  yang katanya khas Scotland: Deep Fried Mars Bar (Coklat Mars yang digoreng). Sensasi nya lumayan unik, kaya makan gorengan pisang coklat tapi ini isinya coklat semua. Haha..

Setelah ambil koper kami menuju ke airbnb tempat kami menginap. Naik apa? Naik uber..hahaha.
Berhubung kami sudah cukup lelah dan agak ribet dengan bawaan kami, kami memutuskan naik uber (memanglah ini anugerah Allah banget ada uber di UK. Tiap nyasar atau udah menyerah, langsung klik uber di smartphone) 🙈.

Begitu sampai di airbnb tempat kami menginap, ternyata owner nya masih otw dan sampai kira-kira setengah jam kemudian. Jadi kami sempat berdiri di depan rumah beserta koper kami. Mudah-mudahan nggak ada yang mencurigai kami dengan pemandangan tersebut. Hahaha..
Setengah jam kemudian Sarah, sang owner flat yang kami sewa, datang bersama dua anaknya yang lucu-lucu bangettt… Satu anak perempuannya, Ella, berambut panjang dan sangat cantik. Dan anak keduanya masih di dalam kereta bayi yang dibawa Sarah. Kami pun salut dengan Sarah yang datang tergopoh-gopoh, sambil bawa dua anaknya yang masih kecil, well..tanpa baby sitter atau siapapun yang membantunya, lalu dengan ramah mengajak kami masuk dan menjelaskan fasilitas-fasilitas di flatnya (yang mana lengkap banget). Luar biasa deh ini keren dan recommended banget. Sayang saya nggak hapal alamatnya, karena yang bagian ngurusin pesan airbnb adalah Indra dan Tania 😀.


We really enjoy our 1st day in Edinburgh!

Next: Day 5

0 comments:

Monday, April 24, 2017

UK Trip – Day 4 – Hello Edinburgh


Sepanjang perjalanan ke Edinburgh kami disuguhi pemandangan yang menakjubkan. Banyak padang rumput ditambah domba-domba tersebar bebas lagi makan. So cute.

Kami sampai di Terminal Bus Edinburgh  Waverley kira-kira pukul 9 pagi. Rencana awal yang sudah kami susun adalah ke tempat rental car bernama Enterprise untuk ambil mobil yang sudah Indra pesan sebelumnya. Ya, kami rencana sewa mobil selama di Edinburgh termasuk untuk ke Scottish Highland keesokan harinya. Jadilah kami berempat menggeret koper kami ke rental car tersebut. Sampai disana, ternyata kami ditolak karena nggak ada SIM internasional. Jeng jeng..!

Indra sudah berusaha menjelaskan bahwa ketika memesan dari branch rental car di London tidak ada masalah walaupun SIM Indra merupakan SIM Indonesia (bukan Internasional). Selain itu Indra pernah sewa mobil juga dari rental car yang sama untuk sewa dari London sampai ke Manchester. Namun mbak petugas tetap kekeuh menolak dan bahkan tidak memberikan solusi lain. They just can’t accept it.
Kami pun bingung karena rencana kami di Scotland sontak berantakan gara-gara hal tersebut. Di tengah kebingungan itu kami memutuskan untuk cari café dulu untuk duduk, mikir, dan sekalian sarapan. Mungkin dengan tubuh kenyang dan hangat bisa dapat jalan keluar lain. Kami keluar ke jalan raya dan akhirnya menemukan Costa di pinggir jalan (saking udah bingungnya kami waktu itu sampai nggak menyadari bahwa pemandangan di sekitar Waverley ternyata bagus! Kami baru menyadari nya ketika akan pulang dari Edinburgh beberapa hari kemudian).

Di café kami memikirkan beberapa alternatif rencana. Mengingat jika kami tetap tidak bisa sewa mobil kami harus memikirkan bagaimana transportasi ke Scottish Highland. Belum lagi kami sudah pesan Airbnb untuk keesokan malamnya di Inverness (sebuah kota kecil di daerah Highland). Kami sempat berpikir apakah tidak jadi ke Scottish Highland dan langsung kembali ke London besok (dimana rencana kami sebelumnya adalah ke Highland keesokan harinya lalu kembali ke London lusa). Ataukah kami langsung ke Liverpool keesokan harinya sebagai ganti tidak jadinya kami ke Highland. Urusan airbnb di Inverness sudah kami ikhlaskan karena nggak mungkin banget kami nginep disana tanpa sewa mobil.

Saat itu kemudian saya menghubungi teman sekolah saya yang sedang sekolah S2 di Edinburgh, Akmal, untuk minta bantuan apakah dia atau temannya punya SIM internasional ataukah ada referensi rental car yang menerima SIM yang tidak internasional. Sementara kami juga mencari info alternatif rental car via internet. Singkat kata kami mendapatkan beberapa nama rental car  untuk dicoba dihubungi. Namun hasilnya nihil, mayoritas mensyaratkan SIM Internasional. Kalaupun ada yang menerima, kami harus deposit sekitar kurang lebih setara Rp.20 juta (lupa persisnya dan nama rentalnya) yang pada akhirnya nggak kami ambil karena nominal nya yang cukup bikin sesak napas.

Akmal akhirnya menawari apabila kami mau titip koper sementara di tempat dia. Jadilah kami mencoba mendatangi satu rental car terakhir, kalau masih nggak bisa juga kami memutuskan untuk titip koper lalu explore Edinburgh dengan jalan kaki, besok ke cari tur ke Highland. Jadwal pulang ke London tidak berubah di lusa, namun kami berpisah. Saya dan Mbak Citra langsung ke Liverpool untuk menghemat waktu.
Kami pun ke tempat Akmal dan merepotkan dia dulu dengan menitip koper-koper kami di flatnya. Udah gitu masih ditawarin minum pula. Thank you very much Akmal for your kindness. Setelah ngobrol sebentar, kami memutuskan untuk lanjut cari makan siang sambil cari tur ke Highland untuk besok dan cari penginapan untuk besok malam, ya..gara-gara kami nggak jadi menginap di Inverness otomatis di malam kedua besok kami belum punya tempat tinggal 😖.
Kami sempat mengajak Akmal untuk ikut makan siang tapi sayang dia nggak bisa karena sedang mengejar deadline pengumpulan disertasi.

Kami menemukan KFC dan akhirnya memutuskan untuk makan siang disitu sekaligus pesan tur dan penginapan. Nggak mau membuang waktu lebih banyak lagi (yang sudah banyak terbuang gara-gara masalah mendadak rental car ini), kami langsung menuju Edinburgh Castle. Kami coba naik bus kesana. Masih harus jalan lagi sih ke castle nya (dan jalannya nanjak). Jadi ketika sampai di atas kami sudah cukup lelah. Kami foto-foto sebentar di depan castle dan kemudian lihat-lihat tartan. Sebenarnya bisa masuk castle tapi bayar. Dan berhubung sedang tidak terlalu antusias, kami memutuskan nggak masuk ke dalam castle.
Di depan Edinburgh Castle

Di depan Edinburgh Castle
Setelah selesai dari Edinburgh Castle dan lihat-lihat tartan, kami menyusuri daerah old town di sekitar Royal Mile. Edinburgh ini kota nya cakep banget! Bangunan-bangunan di tengah kota nya masih bergaya abad pertengahan dan masih terpelihara. Jadi di tengah kencangnya angin dingin di Edinburgh kami berjalan di tengah kota dimana kanan kiri nya dikelilingi bangunan ala kastil. What a lovely view. Suka banget sama kotanya 💗💗💗.

Center of the City

Patung Hume di Edinburgh.
Jempol kakinya banyak dipegang orang makanya warnanya beda sendiri
Di Royal Mile ini, kami sempat lihat seorang Bapak memainkan bagpipes (alat musik khas Scotland) di pinggir jalan. Orang-orang banyak berkerumun dan si Bapak bilang “Kalau mau ambil foto, ambil foto aja! Jangan malu! BE A REAL TOURIST!” Hahaha…
Alhasil kami foto bareng si Bapak sambil kasih beberapa koin ke tempat musiknya.
Pose bareng Bapak yang pakai tartan dan bagpipes.
Tiap motif Tartan di Scotland menunjukkan clan keluarga tertentu
Ketika kami mengunjungi beberapa toko souvenir kami menemukan beberapa hal menarik seperti (sudah pasti) kain tartan yang lucu-lucu dan menggoda untuk dibeli dan sempat kepo liat papan di sebuah toko wine. Di papan yang cukup besar tersebut  ada tombol bertuliskan nama-nama daerah plus nama wine. Jadi misalkan pengen tau daerah highland wine khas nya apa, tinggal pencet, nanti lampu akan menyala di tenpat keterangan wine. Kita bisa lihat apakah wine khas nya beraroma fruity, sweet atau yang lainnya. Berhubung nggak minum wine jadi nggak begitu paham juga sih, tapi lumayan menarik juga untuk dilihat.
Papan Informasi Wine

Setelah itu kami melihat ada toko es krim yang penuh orang antri, ternyata lagi ada sale. Teman saya lantas ikutan antri untuk beli es krim. Kurang debus apalagi coba, di tengah suasana dingin, angin kencang, kedinginan, kami masih juga kepo cobain es krimnya. Yah.. selalu ada excuse lewat kata-kata ‘kapan lagi…mumpung disini’.

Ice cream!

Setelah selesai kami memutuskan untuk mengambil koper yang kami titipkan namun sebelumnya mampir beli snack  yang katanya khas Scotland: Deep Fried Mars Bar (Coklat Mars yang digoreng). Sensasi nya lumayan unik, kaya makan gorengan pisang coklat tapi ini isinya coklat semua. Haha..

Setelah ambil koper kami menuju ke airbnb tempat kami menginap. Naik apa? Naik uber..hahaha.
Berhubung kami sudah cukup lelah dan agak ribet dengan bawaan kami, kami memutuskan naik uber (memanglah ini anugerah Allah banget ada uber di UK. Tiap nyasar atau udah menyerah, langsung klik uber di smartphone) 🙈.

Begitu sampai di airbnb tempat kami menginap, ternyata owner nya masih otw dan sampai kira-kira setengah jam kemudian. Jadi kami sempat berdiri di depan rumah beserta koper kami. Mudah-mudahan nggak ada yang mencurigai kami dengan pemandangan tersebut. Hahaha..
Setengah jam kemudian Sarah, sang owner flat yang kami sewa, datang bersama dua anaknya yang lucu-lucu bangettt… Satu anak perempuannya, Ella, berambut panjang dan sangat cantik. Dan anak keduanya masih di dalam kereta bayi yang dibawa Sarah. Kami pun salut dengan Sarah yang datang tergopoh-gopoh, sambil bawa dua anaknya yang masih kecil, well..tanpa baby sitter atau siapapun yang membantunya, lalu dengan ramah mengajak kami masuk dan menjelaskan fasilitas-fasilitas di flatnya (yang mana lengkap banget). Luar biasa deh ini keren dan recommended banget. Sayang saya nggak hapal alamatnya, karena yang bagian ngurusin pesan airbnb adalah Indra dan Tania 😀.


We really enjoy our 1st day in Edinburgh!

Next: Day 5

No comments:

 

Goresan Kalimatku Template by Ipietoon Cute Blog Design

Blogger Templates