Previous: Day 1
Setelah menempuh kurang lebih 7 jam lagi perjalanan, kami sampai di London Heathrow. Woww..sampai!
Setelah menempuh kurang lebih 7 jam lagi perjalanan, kami sampai di London Heathrow. Woww..sampai!
Seperti biasa kami harus melewati imigrasi yang di UK ini namanya “UK Borders”. Kesan pertama ketika sampai di UK Borders ini: rame banget, antriannya panjang. Banyak banget orang ke UK ya..atau entah kabarnya karena lagi spring break juga di daerah Eropa jadi mungkin banyak yang wisata ke Inggris. Kami antri sekitar 1 jam sampai ke petugas imigrasi. Petugas menanyakan pertanyaan standar seperti “kalian ke UK dalam rangka apa? Berdua aja?”. Nggak lama, petugas pun memberikan cap imigrasi di paspor kami.
Yeay Alhamdulillah! Hello London!
Keluar imigrasi, permasalahan kami selanjutnya adalah nomor hp. Untung di Heathrow wifinya cukup kencang, jadi sementara nunggu imigrasi 1 jam kami pakai wifi dulu. Perihal membeli nomor UK, kami mengikuti saran teman kami untuk beli nomor di bandara saja. Tadinya udah sempat khawatir tapi ternyata mudah. Tinggal pakai kartu kredit lalu pilih paket kartu sim card nya yang mana. Kami beli nomor “three” dengan harga kurang lebih £30 dapat paket 12 GB data internet, dapet bonus telpon dan sms juga. Simcardnya pun sudah disesuaikan ukurannya bisa dipakai untuk sim card biasa, micro simcard ataupun nano simcard. Begitu dipasang simcardnya langsung bisa dipakai, nggak pakai ribet. Keren deh.
Setelah itu kami ke flat teman kami di London. Salah satu alasan kami ke London memang karena ada teman yang sedang sekolah disini, jadi kan lumayan bisa numpang tinggal dan jalan-jalan bareng 😏
Karena kami agak bimbang mau naik apa kesana, jadi kami memutuskan naik taksi (yang mana kami agak menyesal karena ternyata mahalll… tapi yaudahlah ya, agak ribet juga bawa beberapa bawaan). Taksi nya cukup lapang (kalo udah mahal masih sempit juga mah…) jadi koper saya didalam sempat terguling. Alhasil waktu sampai di flat teman kami, begitu pintu taksi terbuka, koper langsung jatuh keluar. Teman saya sambil ketawa bilang “Ya ampuun..maksudnya apa nih baru sampe langsung buang koper?” Well~ percayalah itu nggak seperti kelihatannya.
Teman kami Indra dan Tania ini sangat baik. Udah dikasih tempat nebeng tinggal, pas kami datang langsung disambut turkey yang dibumbu pedas gitu plus nasi hangat. Luar biasa banget kan. Setelah kami istirahat sebentar dan siap-siap, kami berempat mulai explore London, dimulai dengan perjalanan ke trademarknya London: Big Ben.Kami jalan-jalan menggunakan transportasi umum seperti tube dan bus merah khas London itu, jadi pertama-tama kami beli dulu Oyster Card yang bisa didapat dengan harga £38 (£5 untuk kartu dan £33 untuk perjalanan unlimited selama 1 minggu).
Pemandangan sekitar flat tempat kami tinggal |
Bus Merah Double Decker Khas London |
Big Ben, London Eye, dan Westminster Bridge ini di satu daerah. Jadi kami bisa lihat dan foto-foto sekaligus. Di Westminster Bridge kami bisa lihat beberapa karangan bunga yang diletakkan orang-orang untuk mengenang korban penyerangan di London beberapa waktu lalu (sekitar bulan Maret kalau nggak salah). Yang saya salut, setelah adanya insiden tersebut, suasana di London masih aman terkendali. Saya pun yang notabene berjilbab awalnya agak takut akan dipersulit atau dicurigai orang, yah~ biasanya kan suka ada aja yang salah paham mendiskreditkan dan mengkaitkan Islam dengan terorisme. Nyatanya selama di London dari awal datang sampai kembali pulang ke Indonesia saya nggak merasa kesulitan apapun. Orang-orang pun ramah-ramah aja dan kadang cenderung cuek.
Kami foto-foto di sekitar Westminster Bridge, London Eye, dan nggak lupa di Telephone Box merah yang jadi ciri khas nya London.
That famous Red Telephone Box |
Westminster Abbey. Tempat menikahnya Pangeran William dan Kate Middleton |
Di-candid waktu lagi selfie |
Hi Big Ben! |
Setelah cukup lelah keliling-keliling, kami sepakat cari tempat ngopi (emang bener kata orang, kalau di Eropa pengeluaran printilan tapi sering adalah cari tempat duduk untuk sekedar ngopi atau ngeteh). Di UK ada 3 tempat ngopi selain Starbuck yang terkenal dan sering ditemukan di: Costa, Pret A Menger, dan Caffe Nero. Kami memilih ke Costa (maaf nama daerahnya lupa, pokoknya daerah dekat China Town dan ada square nya) karena ada tempat duduk outdoor nya. Suasananya itu bener-bener anugerah banget.. menikmati sore di outdoor, minum kopi/coklat hangat, di tengah suasana dingin, ditemani banyak pepohonan. Ah~ I even can’t describe by words.😍
Lucunya waktu kami lagi cari kursi kosong, teman saya Tania yang pertama dapet kursi. Orang yang baru beranjak dari kursi tersebut pakai jaket berhoodie dan ketika dia mendongak ternyata dia adalah Bambang Pamungkas! Tapi sedih sekali untuk mas Bambang, temen saya nggak mengenali. Dia sempat kaget (mungkin 2 x kaget, kaget pertama ketemu orang Indonesia, dan kaget kedua karena orang Indonesia ini nggak mengenali dia -.-“ ) Malah saya dan Mbak Citra yang heboh saling bilang bahwa itu Bambang Pamungkas. Ternyata, teman saya yang tidak mengenali Bambang Pamungkas ini cerita bahwa dia pernah ketemu Andika Pratama dan lagi-lagi nggak mengenali. Bahkan ketika si Andika udah kode bilang bahwa dia abis pulang shooting. Kayanya emang temen saya ini lebih banyak hapal artis Inggris kali ya.. 😄
Setelah dari Costa, kami lanjut jalan ke Trafalgar Square. Sampai disana sekitar jam setengah delapan malam dan matahari baru terbenam. Jadi dapet suasana senja yang asik. Nggak lama disitu, kami lanjut ke Piccadily Square. Tadinya Indra mau nunjukin bahwa di Piccadilly Square ada billboard-billboard besar menyala seperti suasana di Times Square nya New York, tapi sayang sekali lagi banyak yang diperbaiki jadi suasananya nggak dapet.
Sebelum ke Trafalgar mampir foto di depan Theater nya Harry Potter & the Cursed Child. Pengen banget nonton apa daya tiket nya mahal banget 😖 |
Trafalgar Square at 8 p.m. |
Selesai foto-foto, kami balik ke flat untuk istirahat. Secara kami belum tidur dengan puas setelah 18 jam perjalanan.
That's all for 2nd day.
Next: Day 3
That's all for 2nd day.
Next: Day 3
0 comments:
Post a Comment