Nggak kerasa hari ini udah hari ke-6 trip kami di UK dan juga hari terakhir trip di Edinburgh.
Sambil niat awalnya cari sarapan, kami jalan-jalan di sekitar airbnb yang kami tempati. Bener-bener deh jatuh cinta sama Edinburgh, sepanjang jalan di sebelah kanan ada bukit dengan bunga-bunga kuning dan di puncaknya ada Arthur’s Seat. Ditambah suasana dingin dan kota yang lengang, bikin betah banget. Setelah tau ternyata Holyrood Palace tidak jauh dari tempat kami, kami pun memutuskan untuk kesana. Holyrood Palace ini Istana yang didatangi kalau Ratu Elizabeth dan keluarganya lagi datang ke Scotland. *pingin cari tau lebih lanjut tentang istana ini dan sejarah silsilah kerajaan Inggris sih tapi belum sempat 😀*
Arthur's Seat dan bukit di sisi jalan raya |
Gedung Parlemen di deket Holyrood Palace, dekorasi di depannya pakai bambu *entah kenapa* |
Setelah jalan kurang lebih 20 menit berbekal google map kami sampai di Holyrood Palace, kira-kira jam 9 pagi. Sampai disana ternyata belum buka, masih kira-kira setengah jam lagi. Karena udah jauh-jauh kesini yaudah deh kami nunggu aja. Jam 9.30 barulah kompleks istana dibuka dan kami langsung menuju tempat beli tiket untuk bisa masuk palace nya. Ketika kami beli tiket ditanya apakah ke palace nya aja atau sekalian ke Queen’s Gallery? Kami memutuskan ke palace nya aja. Oya, kalau punya kartu pelajar lumayan loh dapet diskon. Kami pakai kartu pelajar Indra tentu saja 😏
Setelah beli tiket, di gerbang masuk halaman istana kami diberikan headset dan audio guide (yang menurut saya keren karena baru pertama masuk museum ato tempat wisata yang mana guide nya tinggal pencet tombol di alat audio guide nya itu. Di dalam istananya sudah dibuat jelas alur jalan yang dilewati di tiap ruang dan audio guide otomatis memberikan informasi sesuai ruang yang sedang kita kunjungi. Keren deh pokoknya. Sayang di dalam istana nggak boleh difoto (mirip kaya pas ke Ulen Sentalu di Jogja yang gak boleh foto didalem museumnya).
Di depan Holyrood Palace, kayanya ini air mancur tapi lagi nggak nyala |
Secara garis besar ruang-ruang yang dikunjungi di dalam istana tersebut adalah ruang tamu tempat Raja menerima tamu kerajaan, ruang tamu tempat Raja menerima tamu yang lebih privat dan dekat hubungannya dengan Raja, ruang tidur Raja, ruang tempat menyimpan baju dan barang-barang nya Raja, semacam ruang keluarga kali ya.. ada piano tua nya gitu, dan yang paling sentimental adalah ruang tidur nya Queen Mary Scot dengan suasana yang lebih gelap, beratap rendah, hmm..gimana ya.. suasananya agak lebih suram dan spooky disitu 😶.
Lanjut dari ruang tidur Queen Mary kita melewati tangga batu spiral yang lagi-lagi atapnya rendah banget jadi harus agak menunduk lewat situ.
Kabarnya Queen Mary ini meninggalnya dipenggal, dan cerita tentang hidupnya dia cukup menyedihkan. Karena belum sempat googling lebih lanjut, yang penasaran sama kisah hidup dan sejarahnya bisa dicari sendiri ya..haha..~ I’ll do the same, or maybe will ask my friend, Martinus-si wikipedia berjalan-, for a shortcut! 😎
Bagian belakang Holyrood Palace |
Masih di kompleks Holyrood Palace ada reruntuhan gereja. Kayanya namanya Holyrood Abbey. Keren. |
Holyrood Abbey |
Selesai mengelilingi Holyrood Palace, kami cari sarapan di café nya Holyrood. Khas bule banget, makanan yang ada cuma macemnya roti sandwich dan cake. Pas disini Mbak Citra udah ambil sandwich dengan sangat yakin katanya isi tuna, padahal ternyata label tuna di etalase ternyata menunjuk ke sandwich di baris bawah, yang diambil ternyata isi bacon 😑 untung ngeh sebelum sampe kasir..
Pas kami makan, di sebelah kami ada anjing putih lucu ngeliatin dengan ekspresi nya yang memelas seolah minta dibagi. Lucu dehh… *lucu diliat aja asal anjingnya nggak nyamperin sih*
Si anjing lucu yang ngeliatin kami pas makan |
Dari Holyrood Palace kami menentukan rencana kami selanjutnya karena hari sudah mendekati siang dan kami belum beres-beres. Itupun kami sudah mengajukan late checkout sebelumnya ke pemilik airbnb tempat kami menginap. Sebelumnya kami sempat terpikir untuk ke Arthur’s Seat tapi mempertimbangkan tempatnya yang tinggi banget dan waktu kami yang terbatas, kami berpikir ulang. Salah satu dari kami sempat nyeletuk “tapi bener kan tempat nya yang bagus itu Arthur’s Seat.. entar udah kesana nanjak tinggi dan lama ternyata bukan..” lalu kami googling lagi…
Daaan… kami menemukan bahwa Calton Hill sepertinya lebih cantik dan tempat nya juga nggak setinggi Arthur’s Seat. Kami pun memutuskan kembali dulu ke penginapan untuk siap-siap sekaligus checkout.
Sesampainya kami di airbnb kami kaget karena pintu terbuka dan nggak terkunci. Shock. Seingat kami waktu kami tinggal tadi pagi sudah kami kunci. Begitu masuk ternyata ada ibu petugas cleaning service yang sepertinya nggak tau kalau kami sudah minta late check out dan sudah di-iya-kan oleh yang punya kamar. Kami langsung cek barang-barang kami ada yang hilang apa nggak, ternyata nggak. Orang ini pure mau bersihin kamar. Walaupun sempet awkward juga kita siap-siap sambil ada orang lain yang kerja, ditambah temennya dia sempat protes bilang harusnya jam 1 itu jam datang bukan jam pergi, tapi mereka menjelaskan bukan mereka nggak senang kami tinggal disitu. Yaudahlah.. Singkat cerita setelah kami checkout, kami menuju Edinburgh Waverley Station, ke terminal bus tempat kami pertama kali sampai di Edinburgh. Kami titip koper kami dulu disitu. Indra dan Tania memang akan naik bus ke London dari terminal itu, sementara saya dan Mbak Citra nantinya langsung ke Liverpool pakai Virgin Trains. Stasiun kereta nya sendiri tinggal jalan kira-kira 10 menit jadi kami memutuskan titip koper di terminal bus nya juga.
Dari Waverley Station kami ke Calton Hill, jalan kira-kira 15 menit. Ternyata keputusan kami tepat. Jalan naiknya nggak terlalu ekstrem (itu aja udah berasa capek) dan pemandangannya waktu di puncak bener-bener bikin kagum. Subhanallah.. keren banget bisa lihat Edinburgh dari atas. Cantik banget pemandangannya! Lalu tentu saja kami jadi foto-foto disini.. walaupun anginnya kenceng banget. Makin cinta deh sama Edinburgh..😍😍😍 Hahaha..
I'm falling in love with Edinburgh! |
Calton Hill and Edinburgh City |
So in love with the view |
Betah deh duduk disini lama-lama |
Kami di Calton Hill kira-kira 1 jam dan masih betah banget sebetulnya. Kalau nggak harus ngejar kereta ke Liverpool kayanya bakalan di Calton Hill terus. Indra dan Tania beruntung banget bisa balik ke Calton Hill lagi pas senja.
Dari Calton Hill kami ambil koper lalu ke stasiun kereta. Cari makan sebentar sambil nunggu kereta dateng dan akhirnya kami pun berpisah. Kami berdua melanjutkan perjalanan ke Liverpool. Kami nantinya harus ganti kereta di Preston dengan waktu kurang lebih 15 menit. Agak deg-degan juga secara kami harus cari platform nya, plus cari tahu harus ganti tiket apa nggak. Tapi subhanallah deh stasiun di sana informatif banget (dan lagi-lagi teknologi internet memudahkan banget, kami udah bisa tau platform yang harus kami cari ketika kami googling selama di kereta menuju Preston). Begitu turun dari kereta kami nggak lihat kiri-kanan langsung cari platform yang dituju. Pas lihat petugas kereta setelah masuk platform, kami langsung Tanya harus tuker tiket nggak (untungnya nggak). Masuklah kami ke dalam kereta dan di kereta kedua modelnya lebih kaya KRL gitu, nggak ada nomor tempat duduk khusus. Total waktu perjalanan Edinburgh-Liverpool kurang lebih 5 jam.
Papan informasi Stasiun Edinburgh Waverley |
Sampai di Stasiun Liverpool Lime Street, kami sok-sok an nggak mau pakai uber ceritanya, dan menurut google map nggak jauh kok jalan kaki. Oke akhirnya kami jalan kaki dari stasiun ke penginapan kami sambil geret koper dan tas. Ternyata lumayan jauh juga..😪 tapi berhubung daerahnya kaya orchard di Singapore jadi sedikit terhibur bisa sambil lihat kanan-kiri.
Hotel tempat kami menginap katanya konsepnya lebih seperti apartemen dan papan penunjuknya tidak besar, yang jadi tanda hanya Donut Krispy Kreme. Alhamdulillah akhirnya ketemu juga (dan benar, kalau nggak baca info dulu di internet bahwa penunjuknya adalah Krispy Kreme pasti kami bingung). Terima kasih deh buat traveler yang kasih info itu di salah satu website yang kami baca (lupa apakah di trip advisor atau pas random googling).
Suasana sekitar penginapan di Liverpool |
Menjejakkan kaki juga di Liverpool!
0 comments:
Post a Comment