Akhirnya kami menjejakkan kaki juga di Zhongguo! Ya, kami
sampai di Beijing Capital International Airport jam 1 dini hari. Setelah melewati
imigrasi dan ambil bagasi kami menunggu di ruang tunggu bandara, setelah sebelumnya ke mampir ke KFC beli dou
jiang (susu kedelai).
@ Beijing Capital International Airport |
Planning awal
kami menunggu jam subway beroperasi
sekitar jam 6, namun di tengah menunggu akhirnya galau. Dengan pertimbangan
bawaan rempong dan pertama kali, Yovie usul supaya kita naik taksi aja ke
hostel. Akhirnya kami pun memutuskan keluar bandara cari taksi, dan BRRRRR sumpah itu dingin BGT! *Ya secara
ini pertama kalinya dalam hidup ngerasain
suhu minus ya. Efeknya juga udah kaya di film, napas nya keluar embun
putih. Hehehe.
Nunggu pagi di ruang makan hostel |
Akhirnya kami dapat taksi dan langsung minta diantar ke
Beijing Saga Youth Hostel di Shijia Hutong. FYI, kami sudah book jauh-jauh hari
di booking.com. Pertimbangan kami pilih hostel itu selain review nya bagus, juga waktu check
in nya cukup pagi. Sebenernya kami agak gambling
juga memutuskan datang jam segitu, tapi kami pikir yang penting sampe hostel
dulu deh, mudah-mudahan dibukain pintu. Di dalam taksi tentu saja Yovie yang
jadi jubir kami..hahaha~ Kami sedikit-sedikit ngerti bagian dia cerita kalau
ini pertama kali nya kami ke Zhongguo, lalu si supir taksi bilang Beijing ini
gede banget, yang biasa dikunjungi wisatawan pasti Gugong (forbidden city),
great wall, tiantan. Kata Yovie, sang supir juga bilang tadinya nggak mau
mengangkut kami begitu lihat saya dan Dewi karena dia nggak bisa bahasa
inggris, tapi begitu liat ada Yovie yang mukanya udah nyaru kaya orang zhongguo dia oke deh.
Walaupun Hostel tapi kamarnya bersih |
Akhirnya kami tiba di hostel sekitar pukul 2 dini hari,
untungnya kami dibukain pintu, dan akhirnya karena belum waktu nya check in, kami dikasih tebengan di ruang
makan untuk menunggu pagi. Lumayan buat tidur dulu walopun di kursi. Jam 6 an
kami baru check in dan ke kamar.
Karena tepar, kami sempat tidur dulu sejam sebelum akhirnya janjian dengan
teman yang juga akan menemani kami di Beijing.
Kami berkenalan dengan teman-beijing kami, namanya Hu Qiu
Shi dan Yuna. Yuna lumayan bisa bahasa inggris katanya. Tujuan kami hari itu
sebenarnya mau ke zoo liat panda dan jalan jalan sekitar Forbidden City,
wangfujing, Tiananmen. Kami benar ke zoo, namun karena ternyata forbidde city
hari itu tutup (entah karena ada event apa gitu waktu itu), kami mengalihkan ke
Tiantan, dan tentunya tetap Wangfujing yang hits itu.
papan rute subway |
Stasiun subway dekat hostel - Dengshikou St |
petunjuk jalan di Beijing |
Di Beijing zoo akhirnya kami lihat secara langsung Panda! Sayang
tetap dikandangin jadi liatnya di balik kaca. Dari Beijing Zoo, kami ke Tiantan
(Temple of Heaven). Disini banyak lansia yang sekedar duduk main mahjong, atau
taici, atau kumpul-kumpul aja sesame mereka. So sweet deh liatnya. Tiantan itu
konon tempat sembahyang para keluarga kaisar. Bentuk nya sendiri bulat dan ada
filosofinya.
lansia yang kumpul di Tiantan |
New Friend =) |
Ada spot menarik di Tiantan ini:
1.
Tembok gaung (entah dinamain apa), tapi yang
jelas tembok nya itu berbentuk kurang lebih setengah lingkaran. Konon katanya
kalau kita teriak di satu sisi, orang yang ada di sisi seberang bisa dengar
lewat tembok tersebut. Kami nyoba
sih, tapi gak terlalu berhasil :p
Selanjutnya kami ke Wangfujing. Ini tempat lebih tepatnya
jalan yang panjang begitu loh, nggak sebesar jalan biasa tapi juga nggak
se-sempit gang. Yang paling terkenal disini adalah night market yang jual berbagai makanan/sate ekstrem, misalnya sate
kalajengking, bintang laut, sampe yang paling yuckkkk banget adalah sate lava -.-“ Saya dan dewi sendiri
coba
sate kambing khas zhongguo yang enak bangettt, nyoba sate cumi juga. kami
dibeliin bing tang hulu juga ,persis kaya di film-film china klasik. Kami juga
cicil cari-cari oleh-oleh. Satu hal yang harus selalu dilakukan selama belanja
disini: Nawar! Kalo bisa pake zhongwen tapi kalo nggak juga gpp, mereka
biasanya tawar menawar pake kalkulator. Karena penjual disini tega banget kalo
kasih harga..Sate binatang ekstrem di Wangfujing |
Pintu Masuk Wangfujing |
Lucunya juga waktu kami naik subway ataupun bis kota, orang
zhongguo pada kepo banget liat kami. Sempat ada yang liatin saya dan Dewi
selama beberapa detik sengaja saya biarin aja sebelum akhirnya saya nengok
tiba-tiba dan dia langsung mengalihkan muka. Berasa lucu aja diliatin penasaran
gitu dan ketika kami ngomong Indonesia mereka ngeliatin. Berasa bule kalo di
Indonesia.
Pengalaman menarik lainnya waktu kami lagi nungguin Yuna dan Qiu Shi ke toilet, ada seorang penjual topi menghampiri Yovie, saya dan Dewi. Dia nawarin topi ke kami, kami tolak secara halus pake bahasa Mandarin. Si Bapak tersebut tampak takjub lihat kami *terutama saya dan Dewi yang bermuka sangat non oriental* dan komen kalo zhongwen kami bagus *geer dikit..haha*, terus dia nebak kami ini pelajar. Kami jawab "bukan, kami turis". Dia sambil senyum masih bilang "wah.. zhongwen kalian bagus.." dan sesaat jadi amaze juga sama reaksi nya yang tetiba ramah, mungkin seneng kali ya, kaya' kita aja kalo ada turis bisa Bahasa Indonesia kan jadi antusias :D
Next: Trip to Beijing-Shanghai - Day 2
Pengalaman menarik lainnya waktu kami lagi nungguin Yuna dan Qiu Shi ke toilet, ada seorang penjual topi menghampiri Yovie, saya dan Dewi. Dia nawarin topi ke kami, kami tolak secara halus pake bahasa Mandarin. Si Bapak tersebut tampak takjub lihat kami *terutama saya dan Dewi yang bermuka sangat non oriental* dan komen kalo zhongwen kami bagus *geer dikit..haha*, terus dia nebak kami ini pelajar. Kami jawab "bukan, kami turis". Dia sambil senyum masih bilang "wah.. zhongwen kalian bagus.." dan sesaat jadi amaze juga sama reaksi nya yang tetiba ramah, mungkin seneng kali ya, kaya' kita aja kalo ada turis bisa Bahasa Indonesia kan jadi antusias :D
Next: Trip to Beijing-Shanghai - Day 2
0 comments:
Post a Comment